Pertama kali saya menginjakkan kaki di area pemakaman yang tidak jauh dari Sungai Barito ini, Kita langsung disambut oleh banyaknya pengunjung yang datang guna berziarah Ke Makam Sultan Suriansyah ini.
Pangeran Samudera diangkat menjadi raja pada tahun 1526 usai meraih kemenangan setelah memerangi penjajah dari kota yang dulu bernama Bandarmasih, 'Bandar' berarti pelabuhan sedangkan 'Masih' diambil dari kata 'uluh masih' yang berarti orang melayu, sehingga Banjarmasin dapat diartikan pelabuhan orang melayu. Kemenangan yang diraih oleh Pangeran Samudera ternyata tidak diraih dengan begitu saja, tetapi juga dibantu oleh Kerajaan Demak yang sewaktu itu mengutus Syekh Maulana Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan Khatib Dayan. Atas bantuan tersebut akhirnya Pangeran Samudera yang sebelumnya adalah Hindu memutuskan untuk masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Sultan Suriansyah. Sedangkan tahun diangkatnya beliau menjadi raja dijadikan tahun berdirinya Kota Banjarmasin.
Beliau wafat tahun 1546 dan dimakamkan di lokasi pemakaman saat ini. Selain makam Sultan Suriansyah juga ada makam ibunda dari Sultan Suriansyah yang berdampingan dengan beliau. Khatib Dayan yang juga dianggap berjasa untuk kerajaan juga dimakamkan di area pemakaman tersebut bersama dengan pendakwah lainnya serta keluarga kerajaan seperti Pangeran Rahmatullah putra dari Sultan Suriansyah.
Hal menarik yang saya temui ditempat tersebut adalah keberadaan 'sumur keramat' yang disebut menjadi tempat Sultan Suriansyah mengambil air wudhu. Dari sumur yang konon tidak pernah habis airnya tersebut pengunjung yang berziarah kemudian meminum air sumur tersebut atau juga membawanya pulang untuk dipakai ketika mandi karena dianggap dapat membawa berkah dan juga keberuntungan. Saya pun tergugah untuk mencobanya ketika ditawarkan oleh penjaga makam, hasilnya saya sama sekali tidak merasakan pahit atau bau yang tidak sedap seperti air sumur pada umumnya. Yah, tentunya juga sambil berdoa kepada Allah,
Masjid Sultan Suriansyah adalah Masjid tua dibangun pada masa Kerajaan
Banjar Islam dan berdekatan dengan keraton, terletak ditepi sungai Kuin,
saat ini lingkungan kawasan menjadi kawasan wisata tradisional .
Makam ini lokasinya tak jauh dari Pasar Terapung di Kuin Cerucuk sekitar 10 menit perjalanan ke lokasi di daerah Kuin Utara. Sultan Suriansyah adalah pendiri kerajaan Banjar di tepian sungai Kuin dan Barito. Ini juga sebagai cikal bakal berdirinya Kota Banjarmasin tahun 1526. Beliau merupakan penguasa pertama yang memeluk agama Islam. Makamnya terletak di sebuah komplek pemakaman di Kelurahan Kuin Utara, di makam ini juga di makamkan Raja Banjar ke-2 dan ke 3 yaitu Sultan Rachmatullah dan Sultan Hidayatullah.
Makam ini lokasinya tak jauh dari Pasar Terapung di Kuin Cerucuk sekitar 10 menit perjalanan ke lokasi di daerah Kuin Utara. Sultan Suriansyah adalah pendiri kerajaan Banjar di tepian sungai Kuin dan Barito. Ini juga sebagai cikal bakal berdirinya Kota Banjarmasin tahun 1526. Beliau merupakan penguasa pertama yang memeluk agama Islam. Makamnya terletak di sebuah komplek pemakaman di Kelurahan Kuin Utara, di makam ini juga di makamkan Raja Banjar ke-2 dan ke 3 yaitu Sultan Rachmatullah dan Sultan Hidayatullah.
Makam Sultan Suriansyah ini juga menjadi Benda Cagar Budaya yang dilindungi oleh undang-undang no 5 tahun 1992 tentang benda cagar Budaya oleh kemnterian kebudayaan dan Pariwisata.
Nah Itulah Sedikit kisah tentang Sultan Suriansyah yang bertepatan dengan HUT Banjarmasin ke-486. Tak lupa Selaku Admin aziscs1.com mengucapkan" Selamat hari Jadi Kota Banjarmasin yang Ke 486 Semoga " , Semoga Warga Banjarmasin makin Makmur dan bahagia.
Wah jadi pengen berkunjung ke Makam Sultan Suriansyah :D
ReplyDeletemenurut saya gak enaknya ya kalo apa2 tempat jd keramat, kan bisa bahaya bisa syirik.... ngarepin ama sumur.. walaupun usaha jgn lupa siapa yg nyembuhin...
ReplyDelete